Budidaya Padi Sistem TABELA Upaya Intensifikasi Produktivitas GKG (Ton/Ha)

Posted on

Budidaya Padi Sistem TABELA Upaya Intensifikasi Produktivitas GKG (Ton/Ha)

Budidaya Padi Sistem TABELA Upaya Intensifikasi Produktivitas GKG (Ton/Ha) – Tanaman Padi tergolong jenis Tanaman Pangan berupa rumput-rumputan sebagai tanaman terpenting ke-5 (lima) setelah jagung,sejarah mencatat bahwa padi masuk sebagai tanaman kuno yang sudah ada 100-800 SM di Hastinapura Uttar Pradesh,India.

Budidaya Padi Sistem TABELA Upaya Intensifikasi Produktivitas GKG (Ton/Ha)

Sistem TABELA

Merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan Intensifikasi pertanian berkelanjutan dalam menutupi kelemahan usaha budidaya padi secara konvensional. Seperti kita ketahui bersama bahwa budidaya padi secara konvensional merupakan jenis padi yang banyak menyerap tenaga kerja,tidak menghemat waktu dan membengkaknya biaya produksi. Oleh karena itu perlu adanya sebuah solusi alternatif untuk dapat menghemat penggunaan tenaga kerja,waktu dan biaya produksi dengan mengunakan sistem tanam TABELA.

Penerapan sistem tabela dilakukan pada lahan sawah berlumpur yang telah diolah secara sempurna,sistem tani cukup dikenal oleh petani indonesia dalam usaha budidaya padi gogo dan padi gogo rancah. Dalam aplikasi sistem tabela dapat dilakukan secara manual atau dengan menggunakan bantuan alat.

Keuntungan Sistem TABELA

  • Menghemat tenaga kerja dan waktu,hal ini karena sistem tabela tidak melalui kegiatan persemaian benih,bila dibandingkan dengan cara budidaya konvensional yang harus melalui kegiatan persemaian kurang lebih 15-21 hari.
  • Sistem perakarannya lebih cepat berkembang sehingga mampu berkompetisi dengan gulma untuk memperoleh unsur hara di dalam tanah. Hal ini karena sistem perakarannya tidak terbenam dalam tanah, maka mudah menyerap udara untuk bernafas.

Kesesuaian Lahan Tumbuh

Dalam pertumbuhannya padi sawah membutuhkan kesesuaian lahan untuk tumbuh baik di iklim Tropis dan Subtropis dengan Intensitas curah hujan 1500-2000 mm/tahun dengan ketinggian optimal mencapai 0-1500 m dpl dan temperatur optimal mencapai 22-27 °C.

Tanaman padi sawah tumbuh optimal di tanah berlempung dan juga membutuhkan sinar matahari cukup untuk dipergunakan dalam proses penyerbukan dan pembuahan dan dengan tanpa adanya naungan. Ketebalan tanah 18-22 cm dengan ketersediaan jumlah air cukup banyak, hindari tanah berbatu dan kesesuaian derajat keasaman tanah mulai 4,0-7,0

Pemilihan Benih Berkualitas

Pemilihan benih padi harus memiliki kualita sebagai salah satu syarat kunci keberhasilan dalam pembudidayaan tanaman padi.  Ada berbagai macam jenis varietas padi dan mampu beradaptasi baik di lingkungan dengan produktifitas hasil tinggi dan kualitas baik.

Terdapat berbagai varietas benih unggul padi yang dapat dipilih dengan kondisi wilayah, produktivitas tinggi antara lain; varietas Mekongga, Mira 1, Batang Gadis, Ciherang, Cigeulis, Ciliwung, Cibogo dan Bondoyudo.

Syarat benih yang dipakai:

  • Bermutu tinggi (daya kecambah lebih dari 90).
  • Tidak tercampur dengan jenis padi atau biji tanaman lain.
  • Jumlah benih 30-45 kg per hektar.

Keuntungan menggunakan benih bermutu:

  • Benih tumbuh cepat dan serempak
  • Jika disemaikan akan menghasilkan bibit yang tegar dan sehat
  • Pada saat ditanam pindah, bibit tumbuh lebih cepat
  • Jumlah tanaman optimum, sehingga akan memberikan hasil yang tinggi

Pengolahan Lahan

Dapat dimulai dan dilakukan dengan cara membersihkan saluran air,sisa-sisa jerami dan rumput liar di lokasi tanam. Lakukan perbaikan sejumlah pematang dengan cangkul dan dilanjutkan dengan kegiatan pembajakan pertama di awal musim dan dibiarkan 2-3 hari, kemudian diikuti bajakan kedua (2) disusul oleh pembajakan ketiga (3) 3-5 hari saat menjelang tanam.

Ratakan permukaan tanah sawah dengan cara menghancurkan gumpalan tanah dengan cara menggaru. Permukaan tanah yang rata dapat dibuktikan dengan melihat permukaan air di dalam petak sawah yang merata.

Tahapannya dimulai dengan cukup membersihkan lahan dari gulma dan memperbaiki pematang dan saluran air (drainase). Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pembajakan tanah sebanyak dua kali pada kedalaman 25-30 cm dengan cara membalikan komposisi tanah.

Penanaman

Dalam aplikasi penanaman sistem tabela dapat dilakukan secara manual atau dengan menggunakan bantuan alat dengan jarak tanam yang telah ditentukan;umumnya mengunakan jarak tanam 20 x 20 cm, 25 x 25 cm, 22 x 22 cm atau 30 x 20 cm tergantung pada jenis varietas padi yang akan ditanam, tingkat kesuburan tanah dan waktu musim penanaman.

Sebelum dilakukan kegiatan penanaman padi sistem Tebar Benih Langsung (TABELA) baiknya dilakukan seleksi benih cara sederhana hal,ini bertujuan untuk memastikan benih yang ditebar benar-benar tumbuh.

Cara Seleksi Mutu Benih

  • Siapkan kain ukuran 20 cm x 30 cm.
  • Siapkan benih sebanyak 100 butir kemudian direndam dalam air selama ± 2 jam.
  • Benih yang sudah direndam diletakkan di atas,kain yang sudah dibasahi (lembab).
  • Tunggu 3 -5 hari, kemudian hitung benih yang berkecambah. Kalau benih yang berkecambah lebih dari 90 butir, berarti benih tersebut bermutu tinggi

Pengairan

Dalam penggunaan air di sawah ada beberapa hal perlu yang diketahui antara lain; Jumlah Air haruslah dapat menggenangi sawah dengan merata dan setelah dilakukan tanam, sawah harus dikeringkan 2-3 hari sedikit demi sedikit.

Pemupukan

Tahapan Pemupukan dengan memberikan pupuk jenis anorganik jenis Urea,SP-36 dan Kcl yang masing-masing berjumlah 300 -175 – 50 kg/hektar, pada saat umur tanaman memasuki 3-4 minggu dan 6-8 minggu setelah tanam dengan cara disebar.

Waktu Penyemprotan

Tahapan berikut dilakukan jika intensitas serangan hama dan penyakit telah melewati batas ambang ekonomis,apabila tidak kendalikan akan berakibat pada kerugian hasil pane,kegiatan penyemprotan pestisida dilakukan saat tanaman memasuki umur tanam 1-2 minggunya.

Panen Padi

Panen padi siap dilakukan ketika bulir padi  hampir keseluruhan telah menguning atau 33-36 hari setelah padi berbunga. Cara panen dilakukan secara manual dengan mengunakan sabit dengan memotong pangkal batang atau mengunakan mesin reaper harvester yang hanya dilakukan dalam 6 jam/hektar.

Pasca Panen

Merupakan tahapan dalam menentukan kualitas padi yang akan akan dijadikan beras siap konsumsi. Tahapan panen padi dilakukan dimulai dengan kegiatan perontokan bisa dilakukan dengan cara cukup di injak-injak,dihempas atau mengunakan mesin perontok untuk lebih mengefisienkan waktu dan tenaga kerja.

Kegiatan berikutnya dengan melakukan kegiatan pembersihan gabah dengan cukup diayak atau dengan mesin blower manual. Kemudian lakukan penjemuran gabah selama 3-4 hari selama 3-4 jam/hari sampai gabah mencapai kadar air 14 %,kegiatan penjemuran dapat dilakukan lantai semen atau terpal atau bisa juga mengunakan mesin pengering.

Tahapan akhir adalah penyimpanan sejumlah gabah dan simpan ditempat yang kering dan beralas untuk kemudian dijadikan beras dengan mengunakan mesin huller dan siap untuk dijual.

Semoga dengan adanya ulasan tersebut mengenai Budidaya Padi Sistem TABELA Upaya Intensifikasi Produktivitas GKG (Ton/Ha) dapat berguna dan bermanfaat bagi kalian semua,, terima kasih banyak atas kunjungannya,, sampai jumpa dipostingan berikutnya. 

Baca Juga: