Budidaya Sorgum (Sorghum bicolor.L) Potensial Di Lahan Marginal

Posted on

Budidaya Sorgum (Sorghum bicolor.L) Potensial Di Lahan Marginal

Budidaya Sorgum (Sorghum bicolor.L) Potensial Di Lahan Marginal – Sorgum merupakan jenis Tanaman Pangan Serealia (biji-bijian) kerabat dekat dengan rumput-rumputan (Poaceae) dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian 5-6 meter. Tanaman sorgum bukan tanaman asli Indonesia tanaman ini berasal dari benua Afrika sebelum menyebar keseluruh dunia termasuk Indonesia.

Tanaman sorgum memiliki beberapa Keunggulan dibandingkan dengan jenis tanaman pangan lain antara lain;tanaman ini memiliki daya adaptasi tinggi terhadap lingkungan,tahan terhadap kekeringan dan memiliki produktifitas tinggi dan memiliki kandungan gizi tinggi yang meliputi karbohidrat, lemak, kalsium, besi, dan fosfor.

Budidaya Sorgum (Sorghum bicolor.L) Potensial Di Lahan Marginal

Seperti kita ketahui bersama bahwa sorgum adalah jenis tanaman yang tahan terhadap kekeringan dengan tingkat adaptasi tinggi,sehingganya tanaman ini cocok dan potensial untuk dikembangkan di lahan-lahan marginal di Indonesia yang tidak dapat ditanami oleh jenis tanaman pangan lain seperti;padi dan jagung. Kehadiran sorgum dianggap bisa menutupi kebutuhan akan permintaan pangan dalam negeri khususnya menstabilkan harga beras dan jagung. Beberapa Jenis sorgum yang layak dapat di konsumsi manusia diantaranya, Sorghum bicolor dan Sorghum vulgare.

Pengelolaan dalam hal pembudidayaan sangat penting dalam meningkatkan intensifikasi produktifitashasil panen sorgum,oleh karena itu pada kesempatan kali ini saya coba memberikan informasi mengenai tahapan dan cara budidaya tanaman sorhum baik dan benar semoga bermanfaat.

Budidaya Tanaman Sorgum

Adapun budidaya tanaman sorgum yang diantaranya yaitu:

Kesesuaian Lahan Tumbuh

Sorgum adalah jenis tanaman semusim dengan tingkat Daya Adaptasi Tinggi memungkin jenis tanaman ini dapat tumbuh pada tingkat kesuburan rendah sampai tinggi dengan jenis tanah gromusol, aluvial, andosol dan regosol. Tanaman sorgum tumbuh optimal diketinggian antara 1-500 m dpl dengan curah hujan rata-rata sekitar 50-100 mm/bulan,menginginkan pH 6,0-7,5,suhu optimum 27-32°C dan tingkat kemiringan lereng 0,5 %,

Persiapan Benih

Budidiaya sorghum umumnya dilakukan dengan mengunakan melalui biji (benih),karena penentuan jenis varietas unggul mendukung keberhasilan budidaya dan sangat dianjurkan untuk memperhatikan kegunaan dan lingkungan tumbuhnya.

Kebutuhan benih sorgum untuk satu hektar 10-15 kg, tergantung pada varietas ditanam, ukuran benih, jarak tanam dan sistem tanam.  Penyemaian benih sorgum dilakukan 15-20 hari dengan luasan 50 m²/ha, dengan membuat tempat persemaian yang hampir sama dengan persemaian padi,bedanya hanya persemaian sorghum tidak tergenangi air, hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam proses pencabutan bibit.

Pengolahan Lahan

Bertujuan untuk mengemburkan tanah,meningkatkan aerasi tanah dan mengendalikan pertumbuhan gulma. Tahapan pengolahan lahan dimulai dengan membersihkan dari sisa-sisa tanaman dari sejenis semak belukar dan tanaman perdu yang dapat menganggu pengolahan lahan dengan mengunakan cangkul atau pembajakan.

Lahan dengan tingkat ketersediaan air cukup atau beririgasi, pengolahan tanah dapat dilakukan dengan melakukan pembajakan sebanyak dua (2)kali dan digaru satu (1)kali. Kemudian ratakan tanah dan membuat beberapa saluran air (drainase), baik di tengah maupun di pinggir lahan.

Sedangkan untuk lahan yang hanya mengandalkan residu air tanah ,pengolahan tanah cukup dilakukan dengan mencangkul permukaan tanah untuk mematikan gulma.

Penanaman

Waktu tanam yang baik untuk tanaman sorgum dilakukan pada akhir musim hujan atau awal musim kemarau untuk lebih memaksimalkan hasil produksi panen.

Jumlah kebutuhan benih untuk luasan areal 1 hektar membutuhkan benih sorgum sebanyak 10-15 kg/ha dengan jarak tanam 70 cm x 20 cm atau 60 cm x 20 cm tergantung tingkat kesuburan tanah.

Teknik penanam sorgum dapat dilakukan cukup dengan cara ditugal seperti halnya menanam jagung, bila jaraknya tidak terlalu rapat yang masing-masing lubang tanam diisi sekitar 3-5 benih, kemudian ditutup dengan tanah ringan.

Pemeliharaan Tanaman

Penjarangan Tanaman. Kegiatan penjarangan dilakukan ketika tanaman sorgum telah memasuki umur tanam 2-3 minggu,dengan cara cukup memcabut tanaman yang kurang baik dan cukup menyisakan 2 rumpun tanaman yang benar-benar sehat untuk dipelihara hingga panen tiba.

Penyiangan Dan Pembumbunan. Bertujuan untuk mengendalikan pertumbuhan gulma dilokasi budidaya yang dikhawatirkan sebagai pesaing utama dalam unsur hara,penyiangan cukup dengan mencabut gulma yang ada dilokasi budidaya. Pembumbunan umumnya bersamaa dengan kegiatan penyiangan yang bertujuan untuk mengokohkan batang tanaman agar tidak mudah rebah dan merangsangterbentuknya akar-akar baru pada pangkal batang. Pembumbunan cukup mengemburkan tanah disekitaran tanaman sorgum dengan mengunakan koret.

Pemupukan

Bertujuan untuk memberikan sejumlah unsur hara tambahan ke dalam tanah yang dimanfaatkan tanaman untuk pertumbuhan.  Pemupukan dapat mengunakan jenis pupuk organik berupa kompos sebanyak atau mengunakan pupuk anorganik (Urea-SP-36-Kcl),namun umumnya petani mengunakan Pupuk organikdiberikan diawal bersamaan dengan pengolahan lahan,sedangkan pupuk anorganik diberikan dengan dosis Urea 200 kg/ha,SP-36 150 kg/ha dan Kcl sebanyak 50 kg/ha.

Pemupukan diberikan dua kali Pemupukan dasar dilakukan saat tanam dengan cara ditugal sejauh 7 cm dari lubang tanam,sedang KCL dalam lubang di sisi yang lain. Pemupukan kedua ditugal sejauh ± 15 cm dari barisan, kemudian ditutup dengan tanah. Lubang tugal baik untuk pupuk dasar maupun susulan sedalam ± 10 cm.

Panen Sorgum

Tanaman sorgum dapat dipanen pada umur 3-4 bulan setelah tanam, bergantung pada varietas yang ditanam. Penentuan waktu panen bisa berdasarkan umur tanaman setelah biji terbentuk atau melihat ciri visual biji yang masak fisiologis.

Panen sorgum baiknyua dilakukan pada keadaan cuaca cerah dan tidak sedang dalam keadaan hujan,panen sorgum bisa dilakukan setelah daun berwarna kuning dan mengering, biji bernas dan keras dengan kadar tepung maksimal.

Terlambat dalam panen dapat menurunkan kualitas biji dan biji mulai berkecambah jika kelembaban udara cukup tinggi. Cara panen dengan memotong tangkai malai sepanjang 15-20 cm dari pangkal malai yang selanjutnya dilakukan penjemuran di bawah sinar matahari dan dirontok.

Semoga dengan adanya ulasan tersebut mengenai Budidaya Sorgum (Sorghum bicolor.L) Potensial Di Lahan Marginal dapat berguna dan bermanfaat bagi kalian semua,, terima kasih banyak atas kunjungannya,, sampai jumpa dipostingan berikutnya. 

Baca Juga: