6 Cara Budidaya Ayam Kampung dengan Modal Kecil “Pasti Berhasil”

Posted on

6 Cara Budidaya Ayam Kampung dengan Modal Kecil

6 Cara Budidaya Ayam Kampung dengan Modal Kecil – Ayam kampung merupakan salah satu jenis ayam yang diminati baik daging atau telurnya. Masyarakat sendiri mengenalnya sebagai ayam kampung karena ayam ini merupakan ayam yang hidupnya diperkampungan atau pedesaan. Sehingga pemberian pakannya pun terbilang masih alami dan jauh dari bahan-bahan kimia. Untuk membantu anda yang ingin memulai usaha ini, berikut ini 6 cara budidaya ayam kampung dengan modal kecil :

6 Cara Budidaya Ayam Kampung dengan Modal Kecil

1. Persiapan Kandang

Tahap awal yang perlu dipersiapkan adalah menyiapkan kandang. Sebaiknya siapkan lokasi kandang yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah sebagaimana cara budidaya cacing sutera. Agar tentunya lebih mudah dalam pemgawasan. Agar lebih jelas maka anda bisa menyimak hal-hal berikut ini :

  • Buat kandang tertutup yang mengelilingi lokasi agar ayam tidak berkeliaran dan menganggu tetangga.
  • Anda bisa membuat kandang menggunakan bambu yang dianyam atau dipaku.
  • Yang terpenting dinding kandang harus rapat agar tidak bisa dimasuki hewan liar seperti anjing atau hewan buas lainnya.
  • Tinggi tingging kandang minimal 3 meter, sebab jika dibawah 3 meter dikhawatirkan ayam masih dapat terbang untuk melewatinya.
  • Kandang disekat menjadi dua bagian, dimana satu bagian untuk ayam dewasa dan satu yang untuk ayam yang kelas baru mulai di tetaskan.
  • Setelah kandang sudah siap, maka anda bisa langsung memulai tahapan budidaya.
  • Seminggu sebelum di tempati sebaiknya kandang dibersihkan dan disemprot menggunakan pestisida supaya parasit-parasit yang ada mati dan tak menganggu proses budidaya.

2. Pemilihan Indukan Ayam Kampung

Tahapan selanjutnya ialah memilih indukan seperti pada cara budidaya yuyu sawah. Indukan yang baik, tentunya akan memiliki ketuturan yang baik. Oleh sebab itu, anda qajib memperhatikan beberapa hal berikut ini :

  • Pilihlah indukan jantan yang memiliki suara kokokan yang lantang, bulu yang mengkilap, serta sehat dan tidak mengalami kecacatan, harus aktif bergerak dan cukup agresif.
  • Untuk indukan betina anda bisa memilih yang memiliki warna yang menarik, ukuran tubuh sudah besar dan siap wanit, bulu mengkilap, sehat dan tidak cacat, serta memiliki gerakan yang aktif.
  • Untuk perbandingan pejantan dan betina yang ideal sebenarnya tidak ada patokan.
  • Anda bahkan bisa mengisi 10 betina dan 1 pejantan dalam kandang.
  • Setelah memastikan indukan siap bereproduksi maka tentunya anda bisa langsung memasukkan semua indukan dalam kandang.

3. Mengawinkan Indukan

Setelah indukan dilepas di kandang, selama beberapa hari mereka akan beradaptasi dengan lingkungannya. Jangan lupa untuk memberikan pakan tambahan. Proses perkawinan akan dilakukan jika kedua indukan telah siap kawin. Anda tidak bisa mempercepat proses perkawinan, sebab hal ini berlangsung secara alamiah.

Setelah kedua indukan melakukan perkawinan. Anda tetap harus memberikan pakan secara teratur sebanyak 3 kali dalam sehari. Pakan yang diberikan dapat berupa pelet dan dikombinasikan dengan jagung giling atau jagung pipilan. Keberhasilan perkawinan ini akan ditunjukkan dengan cara si betina biasanya akan lebih rewel.

Dalam artian ia akan terus berkokok, ini menandakan bahwa sudah saatnya ia bertelur. Maka yang perlu anda lakukan adalah memisahkannya dan memindahkannya ke lokasi kandang sebelah sebagai tempat sementara untuk sang betina bertelur. Biasanya ayam akan bertelur paling sedikit 5 butir dan bisa mencapai 14 biji telur untuk sekali bertelur.

4. Menetaskan Telur

Agar proses budidaya lebih cepat maka sebaiknya penetasan telur dilakukan secara manual atau buatan seperti pada cara budidaya lobster di kolam terpal. Jika telur ditetaskan melalui cara buatan waktu yang dibutuhkan lebih singkat yakni hanya 14-20 hari. Tetapi jika ditetaskan secara alami membutuhkan waktu yang lebih lama yakni sekitar 25-35 hari saja.

5. Memelihara Anakan Ayam Kampung

Setelah anakan mulai menetas, maka tentunya anda wajib melakukan pemeliharaan dengan intensif sebagaimana cara budidaya lele sistem booster . Pemeliharaan yang dilakukan ialah tentunya memberi pakan. Pakan yang diberikan merupakan pakan khusus dan minum seperti jagung yang digiling dengan halus. Pakan ini diberikan hingga anakan berusia 2 bulan. Setelah lewat dua bulan, anakan baru dapat dipindahkan ke kandang dewasa.
Setelah inipun anda tetap wajib melakukan perawatan dan pemeliharaan berupa pemberian pakan dan minum. Minimal air minum harus diganti dengan yang baru setiap makasimal dua hari sekali. Bersihkan kandang secara ruti dari kotoran dan sisa makanan yang menumpuk serta yang paling penting tentunya pemberian pakan harus dilakukan dengan rutin setiap 3 kali dalam sehari.

6. Ayam Kampung Siap Di Jual

Setelah berumur 1-3 bulan maka anakan ayam kampung sudah bisa di jual ke pasaran seperti juga cara budidaya lobster hias di akuarium. Namun tidak hanya berpatokan dengan umur saja, karena pastinya berat atau bobot tubuh ayam juga akan menentukan nilai jual.

Biasanya bobot ayam yang sudah ideal dijual dan di konsumsi antara 1-2 kg. Ini tergantung dengan permintaan di pasaran. Sebab tentu kita harus mengikuti bobot standar yang biasa ada di pasaran. Selain daging, dari budidaya ayam kampung yang dapat anda jual adalah telor ayam. Selain itu, kotoran ayampun bisa anda manfaatkan sebagai pupuk alami untuk tanaman sayuran. Terutama dalam sistem pertanian organik penggunaan pupuk tai ayam ini wajib digunakak sebagai pengganti pupuk kimia.

Demikianlah artikel kali ini tentang 6 Cara Budidaya Ayam Kmapung dengan Modal Kecil. Semoga artikel kali ini bermanfaat dan bisa menjadi bahan referensi untuk memulai usaha berternak ayam kampung. Terima kasih.

Baca juga: