5 Cara “Sukses” Ternak Prenjak Kepala Merah Untuk Pemula

Posted on

Cara Ternak Prenjak Kepala Merah Untuk Pemula

Cara Ternak Prenjak Kepala Merah – Burung prenjak atau dapat juga disebut dengan nama ciblek merupakan salah satu jenis burung berkicau yang berasal dari suku Cisticolidae. Burung ini memiliki tubuh kecil dan ramping dengan panjang sekitar 13 cm dan hampir diseluruh sisi atas badannya berwarna coklat hijau-zaitun. Bulu pada tenggorokan dan dadanya berwarna putih sedangkan perut dan patatnya berwarna kekuningan dengan sisi dada dan paha berwarna keabu-abuan.

Cara Ternak Prenjak Kepala Merah Untuk Pemula

Ciri Khas Prenjak Merah

Ciri khas dari burung prenjak pada sayapnya terdapat dua garis putih serta ekornya panjang dengan ujung berwarnaa putih dan juga hitam. Selain itu, burung prenjak mempunyai paruh yang panjang serta runcing dengan warna kehitaman pada bagian atas dan berwarna kekuningan pada bagian bawah. Burung prenjak memiliki kaki yang langsing dan rapuh dengan warna cokelat kemerahan atau berwarna merah jambu. Burung ini memiliki beberapa jenis salah satunya yaitu burung prenjak kepala merah. Burung prenjak banyak tersebar di wilayah Jawa, Sumatra, dan juga Bali.

Burung prenjak kepala merah memiliki ciri-ciri yang hampir sama seperti burung prenjak jawa. Hanya saja burung ini memiliki bulu pada bagian kepala yang berwarna merah. Pada umumnya burung yang lincah ini sering ditemui ditempat terbuka atau daerah bersemak di taman pekarangan, tepi sawah, hutan bakau, hingga di hutan sekunder. Burung ini kerap terlihat berkejaran sementara mencari makan di antara semak-semak. Makanan dari burung prenjak yaitu berbagai serangga dan juga ulat. Burung ini umumnya membuat sarangnya di rerumputan atau semak hingga ketinggian 1.5 meter di atas permukaan tanah. Sarang tersebut biasanya terbuat dari anyaman rerumputan dan serat tumbuhan yang berbentuk bola.

Beberapa orang meyakini bahwa apabila terdengar kicauan dari burung prenjak disekitar rumah sering diidentifikasikan sebagai pertanda akan adanya tamu yang datang ke rumah. Disebabkan perkembangan pemukiman warga semakin banyak, maka mengakibatkan habitat asli dari burung ini semakin berkurang termasuk burung prenjak kepala merah. Untuk itu agar dapat melestarikan jenis burung ini, terdapat beberapa orang yang tertarik untuk melestarikannya. Apalagi mereka para pecinta burung kicauan.

Cara Ternak Prenjak Kepala Merah

Berikut ini beberapa Cara Ternak Prenjak Kepala Merah bagi anda yang ingin melestarikan dan membudidayakannya.

1. Pemilihan indukan

Hal yang perlu diperhatikan pertamakali adalah melakukan pemilihan indukan yang tepat serta berasal dari burung yang berkualitas baik. Baik burung yang berjenis jantan ataupun betina dalam proses pemilihan indukan ini harus memenuhi persyaratan umur dan kondisi fisik yang sesuai dan mumpuni.

Terdapat beberapa syarat yang harus terpenuhi untuk burung prenjak jantan tersebut antara lain seperti kondisi bagian tubuh yang sehat tanpa ada sedikitpun cacat, jinak, telah berumur dewasa atau kurang lebih berumur satu tahun, mempunyai kicauan yang mengkristal, memiliki badan besar dengan postur proporsional dan harus dipastikan jenis kelaminnya. Sedangkan burung betina harus memenuhi kriteria yaitu sehat dan setidaknya telah berumur 1 tahun dengan tipikal yang agresif.

2. Persiapan sangkar atau kandang ternak

Tahapan selanjutnya yaitu dengan mempersiapkan kandang sengan baik untuk menentukan tingkat keberhasilan dalam proses Cara Ternak Prenjak Kepala Merah. Kandang yang digunakan untuk beternak harus memiliki ukuran 60 cm x 90 cm x 90 cm. Sediakan semak-semak di dalam kandang untuk menyesuaikan habitat di alam liar dari burung prenjak kepala merah tersebut.

Jangan lupa sediakan juga sarang yang akan digunakan untuk proses bertelur, pengeraman, dan penetasan anakaan burung prenjak kepala merah. Atau anda dapat menyediakan kotak sarang yang dapat anda letakkan di dalam kandang. Kotak sarang tersebut dapat terbuat dari gelas plastik bekas ataupun kotak kayu yang berukuran seperti gelas bekas kemudian beri rerumputan dan serat tumbuhan.

3. Penjodohan indukan burung

Setelah tahap satu dan tahap dua dilakukan untuk tahapan selanjutnya adalah melakukan penjodohan indukan burung prenjak tersebut. Proses penjodohan burung prenjak kepala merah sebenarnya tidak dilakukan secara spesifik. Proses tersebut yaaitu ketika burung sudah mulai saling berdekatan satu sama lain, maka dapat dikatakan bahwa penjodohan tersebut berhasil. Apabila proses penjodohan telah berhasil maka tidak lama setelah itu burung akan kawin secara alami.

4. Pengeramann dan penetasan

Indukan burung prenjak kepala merah yang sudah bertelur akan melakukan proses pengeraman. Proses pengeraman tersebut akan berlangsung selama 11 hari dan setelah pengeraman maka anakan burung akan menetas. Nah, selama masa pengeraman ini pastikan kebutuhan semak serta makanan selalu terpenuhi dan mencukupi. Anda juga harus melakukan pembersihan kandang yang dapat dilakukan beberapa hari sekali.

5. Penyapihan dan perawatan anakan.

Apabila telah berlangsung selama 11 hari proses pengeraman dan anakan burung prenjak kepala merah telah menetas maka proses selanjutnya yaitu penyapihan dan perawatan anakan burung tersebut. Anakan burung prenjak harus disapih dan mulai dipisahkan sebelum berumur 5 hari setelah menetas untuk menghindari agresifnya indukan yang dapat membuag anakan tersebut. Anakan burung prenjak kepala merah yang sudah berusia 8 hari sudah dapat diberi makan kroto. Selain itusetelah 8 hari anakan tersebut sudah mulai memperoleh olahan voer dengan campuran beberapa mekanan lainnya. Selanjutnya anakan ini akan dapat makan sendiri setelah berusia sekitar 22 hari.

Demikian pembahasan mengenai Cara Ternak Prenjak Kepala Merah yang perlu anda ketahui. Sehingga dengan begitu anda dapat melestarikan burung tersebut agar terhindar dari kepunahan. Mengingat bahwa habitat asli dari burung prenjak kepala merah lama kelamaan semakin berkurang dikarenakan maju dan berkembangnya pemukiman saat ini. Semoga uraian tersebut dapaat memberikan manfaat dan informasi bagi kita semua.

Baca juga: