Cara Tepat Memelihara Ulat Hongkong Agar Cepat Panen
Cara Memelihara Ulat Hongkong – Ulat hongkong atau mealworm merupakan jenis ulat yang memiliki siklus hidup cepat yakni hanya sekitar 6 bulan saja. Untuk itu, bagi anda yang ingin memelihara ulat hongkong dan menjadikannya usaha sampingan, maka tidak membutuhkan waktu terlalu lama hingga masa panen dan dijual.
Selama pencinta burung di Indonesia masih terbilang banyak, maka prospek memelihara jenis ulat ini juga bisa memberikan keuntungan yang lumayan. Bahkan , jika tidak ingin dijual, anda tetap bisa menggunakannya sendiri untuk pakan burung kicau peliharaan anda. Pada ulasan kali ini, kami akan membagikan informasi mengenai Cara Memelihara Ulat Hongkong paling mudah dan praktis yang bisa anda gunakan sebagai panduan khususnya untuk pemula.
1. Pemilihan Induk
Untuk pemilihan induk ulat hongkong, usahakan untuk memilih induk yang beratnya tidak terlalu berat. Supaya ulat yang nantinya akan berubah menjadi kepompong ukurannya bisa besar sekitar 15 mm dan lebar 4 mm. Sementara untuk ulat dewasa dengan panjang sekitar 15 mm dan diameter sekitar 3 mm, maka jika menjadi kepompong sekitar 7 hingga 10 hari kemudian secara bergantian.
2. Tempat Memelihara
Usahakan memilih tempat atau bangunan yang terbuat secara permanen atau dikelilingi dengan tembok untuk memelihara ulat ini. Hal ini sangat penting untuk menghindari hama seperti semut dan tikus. Sedangkan untuk atap, buat dari bahan eternit dan lantai yang terbuat dari tembok atau ubin.
Pastikan suhu di dalam ruangan tetap stabil sekitar 29 hingga 30 derajat celcius dan tetap dalam keadaan lembab yang menjadi suhu terbaik untuk memelihara ulat hongkong. Dan untuk memelihara ulat ini, Anda bisa menggunakan Toples yang sudah diberikan lubang udara. Di dalam tersebut masukkan oatmeal sampai ketinggian kurang lebih 2,5 cm dari dasar toples. Oatmeal ini berfungsi sebagai pakan ulat hongkong dalam masa pertumbuhan. Selain itu, tambahkan beberapa potong sayur dalam setiap toples seperti daun selada, daun seledri, apel atau kentang. Pastikan kelembaban tetap terjaga dan ganti sayuran tersebut secara berkala.
3. Masukkan Ulat Hongkong
Masukkan ulat hongkong hidup dalam salah satu toples dan bisa ditambahkan juga dengan beberapa potong roti atau sereal atau juga bisa makanan anjing ke dalam toples tersebut. Tambahkan juga dengan potongan karton telur atau bagian tengah tisu toilet dalam toples sebab ulat hongkong sangat menyukai area yang gelap. Berikan label pada setiap toples yang sesuai dan salah satunya untuk ulat atau larva, satu untuk pupa atau kepompong dan satu lagi untuk kumbang dewasa. Tutup toples dan tempatkan pada area yang gelap sekaligus hangat agar pertumbuhan ulat bisa semakin cepat dalam berubah menjadi kepompong.
4. Pemeliharaan Toples
Toples harus dipelihara dan diperiksa dengan teratur setiap hari namun beberapa peternak juga ada yang melakukan pemeliharaan hanya seminggu sekali.
Buang sayur atau buah yang sudah busuk, serangga yang sudah mati atau jamur pada oatmeal secara berkala. Tambahkan juga dengan sayuran atau oatmeal baru jika dibutuhkan dan aduk lapisannya agar tidak ditumbuhi dengan jamur.
5. Pemberian Pakan Ulat Bibit dan Ulat Kecil
Untuk setiap satu toples bisa diberikan makanan sekitar 500 gram yang dibagi menjadi 4 kali pemberian pakan. Makanan bisa diberikan dengan cara dikepal kepal menjadi 3 bagian supaya kepompong yang sudah ada tidak tertimbun dengan makanan untuk mencegah kepompong menjadi busuk.
Pemberian pakan untuk kumbang dengan cara disebar merata sekitar 100 gram sekali makan dan lakukan setiap 3 kali sehari. Sedangkan pemberian pakan untuk ulat kecil, lakukan dengan sayuran seperti selada sekitar 4 lembar sampai habis yang sebelumnya sudah dijemur terlebih dulu hingga kering.
6. Pindahkan Kumbang Dewasa dan Ulat
Masukkan kumbang dewasa pada toples berbeda dengan pengaturan yang sama dengan pengaturan ulat dan tambahkan juga oatmeal lebih banyak agar bisa memberikan ruang cukup banyak untuk membuat sarang.
Untuk satu ekor betina nantinya akan menghasilkan telur sekitar 500 butir dalam sekali bertelur dan nantinya akan menetas dalam waktu 4 hingga 19 hari kemudian tergantung dari suhu.
Selanjutnya, pindahkan ulat dari habitat kumbang dewasa ke dalam toples ulat atau larva. Betina yang menghasilkan telur sangat banyak ini, maka anda juga harus rajin memindahkan telur telur tersebut saat sudah menetas.
7. Mengatasi Penyakit
Ada beberapa ciri yang bisa terlihat jika memang ulat sudah terkena penyakit berikut cara penanggulangannya seperti yang akan kami berikan berikut ini.
– Kulit ulat akan berubah menjadi kuning kehitaman sehingga jangan terlalu banyak diberikan pakan berupa daun dan dedak.
– Ulat mati akan berwarna merah yang bisa dicegah dengan memberi pakan tidak terlalu basah dan harus cepat diatasi karena merupakan penyakit menular.
– Pada umumnya ulat yang mati akan berwarna kehitaman. Ini biasa terjadi pada ulat dewasa sekitar 1-3 bulan, sehingga pemberian pakan bisa dilakukan dengan cara dikepal. Hal ini dilakukan untuk pencegahan terjadinya kematian pada ulat hongkong.
8. Panen Ulat Hongkong
Sesudah tahap demi tahap diatas dilakukan dengan baik, maka tahapan terakhir adalah melakukan panen dimana bisa dijual sebagian dan sebagian lagi bisa digunakan sebagai bibit yang baru untuk memperbanyak produksi namun tanpa perlu membeli bibit yang baru.
Demikian penjelasan beberapa Cara Memelihara Ulat Hongkong yang bisa kami sampaikan semoga bermanfaat dan bisa dijadikan referensi, bagi kalian yang ingin memulai memelihara ulat hongkong. Terima kasih.
Baca juga: