Intensifikasi Teknis Lengkap Budidaya Jagung Tanpa Olah Tanah (TOT)

Posted on

Intensifikasi Teknis Lengkap Budidaya Jagung Tanpa Olah Tanah (TOT)

Intensifikasi Teknis Lengkap Budidaya Jagung Tanpa Olah Tanah (TOT) – Tanaman Jagung adalah jenis komoditas dari Tanaman Pangan jenis biji-bijian (serealia) paling disukai oleh masyarakat dan banyak dibudidayakan selain karena rasa enak,tanaman jagung juga mengandung nutrisi baik bagi kesehatan seperti; karbohidrat, protein, vitamin tinggi serta rendah lemak. Tidak hanya itu dewasa ini pemanfaatan tanaman jagung tidak sebatas menjadi olahan bahan makanan akan tetapi meluas diberbagai bidang industri sebagai bahan baku pakan ternak,tepung jagung,minyak goreng dan bioetanol.

Dalam upaya meningkatkan program intensifikasi produktivitas hasil tanaman jagung di salah satu dengan menerapkan sistem tanam jagung tanpa olah tanah (TOT). Penerapan sistem tanam TOT  lebih mengefisiensikan waktu 15-20 hari dibandingkan dengan sistem Olah Tanah Sempurna (OTS).

Intensifikasi Teknis Lengkap Budidaya Jagung Tanpa Olah Tanah (TOT)

Mempercepat dalam waktu tanam jagung,menghemat biaya produksi sekitar 40 %, hal ini karena, tanpa adanya pengolahan lahan,menghemat penggunaan tenaga kerja serta ikut juga melestarikan kesuburan tanah dan mengurangi pencucian hara akibat pengolahan lahan secara terus menerus.

Budidaya Jagung Tanpa Olah Tanah (TOT)

Adapun budidaya jagung tanpa olah tanah “TOT” yang diantaranya yaitu:

Kesesuaian Lahan

Untuk mencapai pertumbuhan optimal tanaman jagung membutuhkan syarat tumbuh atau kesesuailan tempat tumbuh. Tanaman jagung membutuhkan tanah yang subur,gembur dan banyak mengandung bahan organik.

Dapat dibudidayakan di dataran rendah maupun dataran tinggi pada lahan sawah atau tegalan,di ketinggian optimum antara 50-600 m dpl dengan suhu optimal 21-34°C serta derajat keasamaan (pH) antara 5,6-7,5 dan kondisi lahan tidak tergenang.

Pemilihan Benih Bermutu

Penggunaan benih bermutu dan tersertifikasi adalah langkah awal dalam keberhasilan dalam budidaya jagung. Sebelum ditanam hendaknya dilakukan pengujian daya kecambah benih.

Benih jagung bermutu apabila saat ditanam memiliki pertumbuhan serentak 4 hari setelah benih di tanam. Penggunaan benih bermutu jauh lebih menghemat jumlah benih yang ditanam dengan populasi sekitar 66.600 tanaman/ha. Persiapan benih jagung dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli dari kios pertanian yang menjual benih.

Berikan perlakukan benih (seed treatment) apabila benih jagung dibuat sendri, dengan memberikan metalaksil sebanyak 2 gr/1 kg benih yang nantin,dicampur dengan 10 ml air. Selanjutnya benih dimasukan ke dalam larutan secara merata untuk mencegah penyakit bulai sebagai penyakit utama pada tanaman jagung. Namun apabila benih jagung dibeli dari kios penjual benih, umumnya benih sudah terdapat metalaksil (warna merah),sehingga tidak perlu lagi diberi perlakuan benih

Penanaman

Penanaman sangat dianjurkan dilakukan pada awal musim hujan, karena di saat itu sangat baik untuk pertumbuhan jagung. Penanaman dilakukan dengan jarak 75 x 25 cm dengan kedalaman 3-5 cm dengan cara di tugal dengan memasukan 2 benih/lubang,selanjutnya ditutup kembali dengan tanah.

Sebelum di masukannya benih jagung, sebaiknya tambahkan berupa pupuk kompos atau pupuk kandang dengan cara dibenam di sekitaran benih jagung yang berfungsi sebagai pemupukan dasar.

Pemupukan

Bertujuan untuk menambahkan sejumlah unsur hara tambahan ke dalam tanah yang akan dimanfaatkan tanaman pertumbuhan dan berproduksi optimal. Pemupukan baiknya didasari oleh nilai kebutuhan tanaman dan status hara tanah.

Pupuk yang digunakan adalah jenis pupuk anorganik yaitu; Urea sebagai pupuk N, SP-36 sebagai pupuk P serta Kcl sebagai pupuk K. Selama periode pembudidayaan tanaman jagung diberikan pemupukan sebanyak 2 kali yaitu saat tanaman memasuki umur tanaman 10 dan 35 hari setelah tanam (hst). Pemberian pupuk tanaman jagung dengan dosis 350 kg Urea + 200 kg SP-36 + 100 kg KCl.

Penyiangan Dan Pembumbunan

Dilakukan dua minggu sekali selama masa pertumbuhan tanaman jagung,yaitu saat berumur 15 hst sampai umur 6 minggu hst . Penyiangan umumnya dilakukan bersamaan dengan kegiatan pembumbunan yaitu mencangkul tanah diantara, barisan lalu ditimbunkan kebagian barisan tanaman sehingga membentuk guludan yang memanjang yang bertujuan untuk mengemburkan tanah.

Hama dan penyakit Tanaman Jagung

Hama dan penyakit tanaman jagung yang biasanya menyerang adalah jenis hama seperti; lalat bibit, ulat pemotong serta jenis penyakit seperti; penyakit bulai, penyakit bercak daun, penyakit karat, penyakit gosong ben dan penyakit busuk biji.

Pengendalian hama dan penyakit tanaman jagung umumnya dilakukan dengan mengunakan kimiawi atau pestisida sejenis insektisida untuk mengendalikan hama dan fungsida untuk jenis penyakit tanaman jagung dengan cara menyemprotkannya.

Panen Dan Pasca Panen

Masa panen jagung sangat dipengaruhi oleh jenis varietas, cuaca, ketinggian lahan serta derajat masak. Tanaman jagung dapat di panen dilakukan ketika jagung sudah tampak tua, tanaman ini dapat di panen pada saat berumur 86-96 hari setelah tanam. Jagung yag sudah dapat di panen yaitu biji kering, keras dan mengkilat. Pemanen dilakukan dengan cara memetik atau memutarnya agar mematahkan tangkai buah jagung. Jagung yang dipanen prematur butirannya keriput dan sesudah dikeringkan dapat membuat butir jagung pecah atau mungkin butirnya rusak sehabis proses pemipilan

Penanganan pasca panen jagung dapat dimulai dengan pengeringan dan cukup dihamparkan jdi bawah terik matahari memakai alas tikar atau terpal. Lama penjemuran umumnya berlangsung selama lebih kurang 3-4 hari hingga mencapai kering konstan(kadar air 12%), selanjutnya jagung dipipil dan masukan kedalam karung bersih untuk kemudian disimpan dan jual.

Semoga dengan adanya ulasan tersebut mengenai Intensifikasi Teknis Lengkap Budidaya Jagung Tanpa Olah Tanah (TOT) dapat berguna dan bermanfaat bagi kalian semua,, terima kasih banyak atas kunjungannya,, sampai jumpa dipostingan berikutnya. 

Baca Juga: