Teknik Pemeliharaan Kolam Lele Agar Tidak Mudah Sakit

Posted on

Teknik Pemeliharaan Kolam Lele Agar Tidak Mudah Sakit

Teknik Pemeliharaan Kolam Lele Agar Tidak Mudah Sakit – Dalam berbagai teknis pemeliharaan harus dilakukan secara benar agar budidaya lele sistem probiotik organik berjalan lancar. Mulai dari persiapan kolam untuk “menyambut” bibit datang sampai pemeliharaan sehari-hari seperti pemberian pakan, pemeliharaan kualitas air, pemeliharaan kondisi fisik dan lingkungan sekitarnya.

Teknik Pemeliharaan Kolam Lele Agar Tidak Mudah Sakit

Tahap Persiapan Kolam

Persiapan kolam dilakukan dengan cara menambah debit air di kolam budi daya awalnya, ketinggian air kolam budidaya selama persiapan setinggi 70 cm. Satu hari menjelang penebaran bibit, tambahkan debit air hingga ketinggian air menjadi 100-120 cm, tergantung kecukupan air dari kolam pengayaan nutrisi.

Tahap Pemeliharaan Awal Dan Harian

A. Perlakukan Awal

  1. Bibit
    Setelah tiba di lokasi budidaya, bibit lele dapat langsung ditebar di kolam budidaya, pastikan untuk mengetahui keseluruhan. Bobot bibit sebagai patokan jumlah pemberian pakan setiap harinya, pemindahan bibit ke kolam budidaya sebaiknya dilakukan secara hati-hati dan perlahan.
  1. Pakan
    Pakan dapat diberikan kepada bibit yang baru datang ke lokasi budidaya, misalnya jika bibit datang pada pagi hari, berikan pakan pada sore hari. Dan sementara itu, jika datang pada sore hari, pakan dapat diberikan pada pagi hari keesokan harinya.

    Pada tahap awal, bibit dapat diberi pakan berupa rotifera, selain itu bibit juga bisa diberikan Azolla microphylla yang diperas di atas kolam terlebih dahulu, selanjutnya pakan sudah bisa diberikan sesuai dosis tertentu.

    Rotifera ialah pakan alami yang umumnya tersedia di habitat asli lele, karena itu pemberian pakan berupa rotifera tidak dibatasi. Sementara itu, extra feeding seperti Azolla microphylla diberikan sebanyak tiga kali sehari dengan dosis 2-3% dari bobot bibit.

    Pakan probiotik organik sebagai pakan utama serta maggot dan azolla microphylla sebagai pakan campuran yang bisa diberikan secara terpisah atau dicampurkan dengan pakan utama, nah berikut berbagai aplikasi dalam pemberian pakan.

B. Pemeliharaan Harian

  1. Pakan
    Pakan yang diberikan kepada lele terdiri atas tiga jenis yakni pakan probiotik organik sebagai pakan utama serta maggot dan azolla microphylla sebagai pakan campuran yang bisa diberikan secara terpisah atau dicampurkan dengan pakan utama, berikut berbagai aplikasi pemberian pakan.

    Sudah ditiriskan, campurkan merata lalu berikan ke lele perbandingan jumlah pakan probiotik organik dan azolla microphylla yang diberikan 1:2 keseluruhan pakan diberikan sebanyak 5-10% dari bobot lele di dalam kolam.

    Sementara itu pakan diberikan sebanyak 3-5% dari bobot lele baik dengan maggot maupun tanpa maggot frekuensi pakan diberikan tiga kali sehari, pada pagi hari “sekitar pukul 08.00”, sore hari “sekitar pukul 18.00” dan malam hari “sekitar pukul 23.00”.

    Azolla microphylla umumnya diberikan pada  rentang waktu antara pukul 08.00-18.00 maggot dan rotifera yang diambil dari kolam kultur nutrisi juga dapat diberikan bergantian selama rentang waktu tersebut.

C. Pemberian Pakan Probiotik Organik

  1. Maggot
    Pakan probiotik organik yang dibudidayakan khusus untuk memproduksi manggo biasanya di terbar terpisah dari pakan utama, jumlah pakan berupa maggot saja biasanya hanya sebanyak 2-3% dari total pakan utama.
  1. Azoola Microphylla
    Azolla microphylla merupakan pakan tambahan yang diberikan dengan perlakukan pendahuluan sebelum dimasukkan ke dalam kolam budidaya. Caranya tiriskan azolla dari tempat budidaya, lalu remas-remas hingga hancur, setelah hancur ampas azolla ditebarkan ke kolam budidaya. Pemerasan sebaiknya dilakukan di atas kolam sehingga air perasan dapat masuk ke dalam kolam. Azolla microphylla diberikan 2-3% dari bobot lele, Azolla diberikan sebanyak 2-3 kali per hari.
  1. Kolam Dan Air Kolam
    Selain pemberian pakan secara teratur, perawatan penting lainnya meliputi pemeliharaan kolam dan air kolam baik pada kolam kultur nutrisi kolam pengayaan nutrisi, maupun kolam budidaya. Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, pengamatan dan pemeliharaan kualitas air kolam ialah salah satu aspek penting pada sistem budidaya lele probiotik organik.

D. Contoh Perhitungan Kebutuhan Pakan

Jika total bobot lele didalam satu kolam 200 kg, total pakan yang diberikan sekitar TO kg/hari. Perhitungan tersebut berasal dari 5% dari total bobot lele. Dan sementara itu, perbandingan jumlah pakan probiotik organik dan azolla microphylla 1:2.

Karena itu pakan probiotik organik diberikan sebanyak 3,3 kg/hari dan azolla microphylla sebanyak 6,7 kg/hari. Pakan probiotik organik berupa bahan-bahan pembuat maggot, seperti ubi dan dedak. Dalam aplikasinya ada yang diberikan secara keseluruhan tetapi ada juga yang diberikan bersamaan dengan maggot.

Untuk pakan tambahan berupa maggot saja diberikan 2-3 kali dari total pakan utama “pakan probiotik organik” sehingga dalam contoh perhitungan di atas pakan tambahan yang diberikan = 3% x d 3,3 kg = 0,099 kg = 99 gram.

E. Pemeliharaan Kolam

Dalam pemeliharaan kolam terdiri atas pengontrolan terhadap tingkat kejenuhan atau kerusakan air yang disebabkan oleh sisa pakan dan kotoran lele, pengontrolan ini berpengaruh waktu pengurangan atau penambahan air kolam.

  1. Pemeliharaan Kolam Kultur Nutiri
    Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kolam kultur nutrisi berisi berbagai bahan organik seperti cacahan jerami kering, bonggol pisang, limbah sayuran dan limbah buah-buahan. Selama selang waktu tertentu didalam kolam muncul pakan alami serta beberapa hormon, enzim, mineral dan vitamin yang terlarut dalam air. Semua zat dan kandungan yang terdapat didalam kolam nutrisi tersebut dibutuhkan oleh lele.

    Pemeliharaan dilakukan dengan memasukkan kembali bahan yang diperkirakan sudah habis “terlarut seluruhnya didalam air”, misalnya penambahan cacahan limbah sayuran dan buah-buahan dilakukan sekitar 3-4 minggu setelah perendaman pertama, sementara itu bahan lainnya biasanya ditambahkan kembali setelah sekitar dua bulan.

    Selain penambahan bahan organik, kolam kultur nutrisi perlu ditambahkan water stabilizer sebanyak 1 kg/m3 air setiap satu bulan. Di dalam kultur nutrisi sebaiknya tersedia aerator untuk menjamin ketersediaan oksigen dalam air, aerator pada kolam kultur nutrisi sebaiknya dinyalakan secara terus-menerus “24 jam”.

  1. Pemeliharaan Kolam Pengayaan Nutrisi
    Berbeda halnya dengan kolam kultur nutrisi, kolam pengayaan nutrisi tidak ada kegiatan memasukkan bahan organik sehingga tidak menambahkan bahan secara berkala. Selain itu penambahan water stabilizer juga tidak perlu dilakukan didalam kolam pengayaan nutrisi. Di dalam kolam pengayaan nutrisi tidak memerlukan aerator. Aplikasi di lapangan, kolam pengayaan nutrisi berfungsi sebagai penampungan “tandon” yang siap untuk dialirkan ke kolam budidaya. Selain itu fungsi lainnya untuk mengencerkan air nutrisi yang masih pekat dari kolam kultur nutrisi sehingga air tersebut dapat berguna optimal bagi lele.
  1. Pemeliharaan Kolam Budidaya
    Pemeliharaan pada kolam budidaya di antaranya dengan mengganti sebagian air kolam secara teratur agar kondisi air tetap terjaga. Pemeliharan meliputi pembuangan sisa pakan dan kotoran. Caranya alirkan air hingga ketinggian air kolam berkurang sekitar 5-10 cm.

    Lakukan pengurangan air ini setiap 1-2 hari sekali, setelah itu masukkan air dari kolam pengayaan nutrisi ke dalam kolam budidaya hingga tinggi air kolam kembali naik dan mencapai ketinggian semula. Air yang dialirkan dan kolam budidaya merupakan air di dasar kolam dengan ketinggian 20-30 cm dari dasar kolam.

    Semakin sering terjadi penggantian air, semakin baik kualitas air yang ada di kolam budidaya. Kelancaraan proses penggantian air ini sangat tergantung pada kecukupan jumlah air di kolam pengayaan nutrisi. Sementara itu air buangan dari kolam budidaya “air dasar kolam” dapat dimanfaatkan untuk menyiram tanaman. Pemindahan air dapat menggunakan saluran khusus “dibuat menggunakan paralon” atau slang yang dimasukkan ke dalam kolam.

  1. Pemeliharaan Fisik Kolam Dan Lingkungan Budidaya
    Selain kondisi ideal air kolam yang harus selalu dijaga dan diperhatikan, kondisi fisik kolam dan lokasi budidaya juga harus senantiasa dijaga. Tanaman liar, rumput hingga lumut yang berada di dekat kolam atau menempel di terpal harus dihilangkan.

    Tujuannya untuk menghindari pelapukan pada kolam. Lingkungan sekitar lokasi budidaya juga harus dijaga kebersihannya. Selalu periksa dan bersihkan semak belukar atau gulma di lingkungan kolam yang memungkinkan menjadi tempat persembunyian hewan pengganggu atau pemangsa. Lokasi kolam sebaiknya tidak mudah “diakses” oleh yang tidak berkepentingan terutama anak-anak, namun akses jalan perlu diperhatikan di lingkungan kolam untuk memudahkan transportasi saat panen.

F. Penyortiran

Perawatan lain yang dilakukan ialah penyortian lele berdasarkan ukurannya, penyortiran dapat dilakukan saat umur lele 2, 3 atau 4 minggu. Sortir atau pisahkan lele yang terlalu besar agar tidak saling kanibal atau mengambil jatah pakan ikan yang berukuran kecil. Penyortiran dilakukan 2-3 kali selama masa pemeliharaan, selain berdasarkan ukuran pisahkan lele yang sakit dan cacat.

Berbagai perawatan dan pemeliharaan harus dilakukan dengan kesungguhan hati, respek, bertanggung jawab, serta menggunakan hati yang tulus dan ikhlas. Selain itu lakukan dengan penuh perhatian serta afeksi, baik dalam penyediaan pakan pembuatan pakan, cara pemberian pakan pengurangan dan penambahan air, maupun teknis penyortiran.

Semoga dengan adanya ulasan tersebut mengenai Teknik Pemeliharaan Kolam Lele Agar Tidak Mudah Sakit dapat berguna dan bermanfaat bagi kalian semua,, terima kasih banyak atas kunjungannya,, sampai jumpa dipostingan berikutnya.

Baca Juga: